Senin, 24 November 2014

AIR TERJUN TRETES, “TWIN HEAD GIANT”


“Kepuasan dalam menggapai keindahan tidak selalu dicapai dengan cara yang mudah, akan butuh banyak perjuangan di dalamnya”
Mungkin kutipan kalimat tersebut akan tepat untuk menggambarkan pesona dari salah satu air terjun tertinggi di Pulau Jawa ini. Hal ini dikarenakan untuk dapat mencapainya butuh perjuangan yang lumayan ekstra, terutama untuk orang-orang yang jarang mendaki seperti saya ini, hehe.
Bersama Ferdy dan Taufik (temen-temen d’jay kos) kami berangkat dari pare pukul 10.00 WIB. Untuk mencapai air terjun sebenarnya ada 2 rute, yaitu lewat Jombang ke arah Gudo, atau lewat Pare-Kandangan. Kalau lewat Pare, setelah pasar kandangan (trafic line kandangan) ambil jalan yang lurus saja, setelah itu ikutin saja jalan aspal tersebut sampai ke Desa Galengdewo Kecamatan Wonosalam. Tidak ada petunjuk jalan (plang) yang bisa mengarahkan kami ke air terjun itu sehingga kami sesekali berhenti untuk bertanya ke penduduk sekitar. Jalan menuju desa tersebut sudah di aspal semua, tidak begitu banyak lubang-lubang sehingga cukup mudah untuk dilewati motor.

Letak air terjun Tretes sendiri berada di antara bukit-bukit pegunungan, di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo di komplek Gunung Anjasmoro. Tidak ada akses  kendaraan bermotor untuk bisa mencapai tempat itu sehingga kita harus menitipkan motor kita ke penduduk sekitar (biaya nitipnya Rp 5000). Awalnya saya mengira kami tidak harus berjalan terlalu jauh dari tempat batas penitipan motor itu, tapi ternyata perkiraan saya salah. Kurang lebih 1,5 jam waktu yang harus kami tempuh untuk mencapai lokasi air terjun yang berada di kawasan hutan lindung Kementerian Kehutanan itu.
Di awal perjalanan kita akan melihat deretan perkebunan salak dan kopi milik penduduk sekitar. Jalannya tidak terlalu menanjak, tapi lumayan melelahkan sehingga kami harus berhenti beberapa saat untuk istirahat (ironisnya yang membawa minum hanya 1 orang dan itu hanya sebotol aqua ukuran 600 ml, hehe). Selain itu kita juga sesekali berpapasan dengan penduduk di sana yang mencari rumput dan kayu di area bukit. Kata orang-orang kalau lagi musim hujan pengunjung di larang untuk naik ke lokasi karena di situ adalah daerah yang rawan longsor. Bahkan kalau cuaca sudah kelihatan mendung, pengunjung harus sesegera mungkin untuk turun, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Saran saya kalau mau ke sana bawa air minum secukupnya dan bekal atau jajan karena di sepanjang perjalanan tidak ada warung (ya jelaslah, lha di dalam hutan masak ada warung, hehe).


Jalan setapak yang kami lalui

Jalan yang harus dilalui adalah jalan setapak. Di sepanjang jalan kita akan disuguhi pemandangan bukit yang sangat indah, sungai yang mengalir, dan kicauan burung-burung (pokoknya mantab banget lah buat yang suka suasana alam). Ada 2 pos pemberhentian yang bisa kita gunakan untuk istarahat, tapi jangan harap ada yang jual makanan. Oh ya, untuk tiket masuk ke air terjun ini adalah Rp 0 alias gratis. Wisata ini belum begitu dikelola oleh pemda Jombang, mungkin karena letaknya yang di dalam hutan lindung sehingga ditakutkan akan mengganggu habitat yang ada di dalamnya kalau dikembangkan menjadi tempat wisata. Bisa dibilang Air Terjun Tretes memang dibiarkan masih alami, itulah salah satu daya tarik tersendiri dari air terjun ini. Tapi kalau dikelola secara benar tanpa harus merusak alam disekitarnya, saya yakin tempat ini akan jadi salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur.
 
Pemandangan di sepanjang perjalanan

Setelah berjalan sekitar 1,5 jam kami pun sampai di lokasi air terjun. Panorama alam yang sangat indah langsung terpancar dari area itu. Rasa lelah setelah berjalan jauh akan terbayar lunas. Hening, dingin, di tambah cipratan-cipratan air terjun menambah kemurnian pemandangan yang kita dapatkan. Sekedar info, saat kami di sana tidak ada pengunjung sama sekali, artinya saat itu di lokasi air terjun itu hanya ada kami bertiga (enak kan, kapan lagi enikmati pemandangan air terjun yang tinggi dan megah tanpa terganggu keramaian, hehe). Airnya sangat sejuk, bahkan saya sempat meminum airnya untuk merasakan kealamian air dari pegunungan.








4 komentar: