Senin, 16 Maret 2015

BENDUNGAN WONOREJO



Selesai bersantap siang dan menunaikan ibadah sholat, perjalanan kami lanjutkan ke wisata yang ada disekitar kota. Recana awalnya sih duduk-duduk di Alun-alun Tulungagung, tapi setelah melihat cuaca yang mendung-mendung romantis, akhirnya kami putuskan untuk pergi ke Bendungan Wonorejo untuk menikmati suasana sore hari di ketinggian sambil melihat-lihat ketenangan air waduk.
Bendungan ini terletak di Desa Wonorejo Kecamatan Pagerwojo atau sekitar 15 km dari Kota Tulungagung. Saat kita memasuki kawasan kota, sudah terpapang jelas plang petunjuk jalan menuju ke bendungan, jadi tidak perlu kawatir kalau tersasar. Sebelum sampai ke kawasan bendungan, kita akan melewati Srabah, salah satu tempat wisata yang lumayan terkenal juga di Tulungagung.

parkiran motor


Ada cerita unik dalam perjalanan kami ke Tulungagung ini. Saat kami bertanya orang jalan ke Pantai Sine, orang yang ditanya bilangnya kurang 4 km-an lagi sampai. Kenyataannya sampai 15 km baru sampai pantai. Begitu juga saat kami tanya jalan menuju bendungan, meskipun orang yang kami tanya beda, orang itu menjawab kalau perjalanannya sekitar 4 km lagi dari kota. Dan kamu tahu berapa jarak nyatanya? 15 km -___-. (mungkin buat orang-orang Tulungagung jaraknya harus dikuadratin dulu yaw, hehe).
Jalan yang kita lalui lumayan mulus, tidak begitu banyak lubang. Tiket masuk bendungan adalah Rp 5 ribu tiap orang (per bulan Desember 2014). Bendungan ini mulai dibangun tahun 1992 dan baru diresmikan tahun 2001. Fungsi utama dari bendungan ini adalah untukl menampung air pada saat hujan deras karena Tulungagung dulu adalah wilayah yang rawan banjir. Setelah rampungnya bendungan ini dan Bendungan Niyama di Kecamatan Besuki, perlahan-lahan Tulungagung mulai bebas dari banjir. Selain itu air pada bendungan ini juga digunakan untuk mengairi sawah dan untuk budidaya ikan. Oh iya, boleh di bilang ini adalah salah satu bendungan terbesar di wilayah Asia Tenggara.

 



Sampai di bendungan hawa yang kami rasakan adalah dingin tapi sangat sejuk. Dengan ditambahi hujan rintik-rintik dan pemandangan pegunungan yang indah semakin menambah kesan romantis di sini (sayang banget pas ke sana sama cowok-cowok semua -__-). Di bawah terlihat beberapa orang yang sedang memancing ikan. Ada wahana kayuh bebek juga kalau ingin memutari bendungan.

 




Pemandangan dari sisi yang lain

Akhirnya bisa foto full team, hehe


Trio galau


Gedung PLTA di kawasan bendungan


Narsis dulu di tepian bendungan

Memancing adalah Aktivitas orang-orang pada sore hari



Keadaan yang sama tak akan terulang untuk kedua kalinya. Setiap kenangan yang berharga akan selalu tersimpan erat di benak kita. Terima kasih buat teman-teman yang telah menemani dalam perjalanan kali ini. Mungkin waktu dan jarak akan semakin menipiskan kesempatan kita untuk bertravelling bersama lagi, tapi di setiap ada kesempatan kami pasti akan berjalan-jalan, mengunjungi setiap jengkal di bumi Indonesia....






2 komentar:

  1. Tips 1: Jangan nanya jarak ke orang yang jarang ngeliat peta, simply karena mereka ga tahu jaraknya seberapa jauh.

    Tips 2: Kalau mau ke waduk Wonorejo, mending lewat jalur selatan (sebelah Gunung Bolo), jalannya mulus licin dan tidak terlalu curam naik turunnya. Aku udah berkali-kali naik sepeda lewat jalur itu dan selamat sampai tujuan.

    Tips 3: Kalau mau gratis, berangkat pagi-pagi sebelum petugas loketnya datang. Aku berangkat dari rumah naik sepeda kayuh pukul setengah enam, nyampe sana setengah tujuh masih sepi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, ini nih tips yg bakal membantu kalian saat ke waduk wonororejo ^_^

      Hapus