Perut akhirnya
terasa keroncongan setelah capek berkeliling Pantai Balekambang dan saat
melihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 11 siang lebih (pantesan wis luwe,
hehe). Kalau di pantai pasti yang diincar adalah ikan bakar, tapi kata teman
saya di sekitar sini ada sebuah pantai yang menawarkan sate tuna sebagai
makanan khasnya. Akhirnya saya tahan rasa lapar ini untuk menikmati sate tuna
khas Kondang Merak.
Jarak antara
Balekambang dan Kondang Merak tidaklah begitu jauh, paling sekitar 6 km dan
masih terletak di desa yang sama, yaitu Desa Srigonco Kecamatan Bantur. Keluar sekitar 2 km dari
pintu masuk Balekambang, kita akan dihadapkan pada perempatan yang mana
kanan-kiri pada belokan itu masih berupa jalan bebatuan (belum diaspal, kalau
orang jawa memanggilnya masih makadam). Di sana ada petunjuk arahnya kalau ke
kiri menuju Kondang Merak, sementara kalau ke kanan menuju Goa Cina (inget, ini
setelah keluar dari Balekambang lho, kalau belum nyampai Balaikambang maka
beloknya berarti ke arah kanan, hehe). Di papan petunjuk arah ada tulisan 4 km
jarak yang harus ditempuh menuju Kondang Merak, sementara kalau ke Goa Cina
masih sekitar 20 km (edan tenan, 20 km harus ditempuh dengan jalan bebatuan
seperti itu, yow eman-eman motorku -____-)
Kalau lagi hujan pasti akan banyak area jalan seperti ini |
Hutan di sepanjang jalan |
Jalan yang harus kami lalui |
Anda salah
besar kalau berharap setelah belok kiri kita akan nemuin jalan yang diaspal
atau di cor beton karena jalannya masih
berupa tanah liat plus bebatuan. Apabila kemarin hujan deras pasti jalananya
akan lebih sulit dan ekstrim, kalau tidak berhati-hati bisa tergelincir atau
ban nyantol di tanah. Jadi sangat tidak rekomended berpergian di sana pada
musim hujan dan untuk para bikers yang masih pemula, hehe (anehnya saya pergi
ke sana di musim hujan, saran yang bertentangan dengan realita, haduh). Di
sekeliling jalan jangan harap ada rumah, yang ada hanya hutan-hutan rindang
meskipun tidak ada jurang yang terlalu tinggi di sekitarnya (hati-hati kalau
ban bocor, bisa-bisa nuntun jauh dengan jalanan yang naik lho). Pas saya ke sana ada sekelompok club off road mobil jepp yang sedang "beraktifitas" menaklukkan jalanan tanah di kawasan ini.
Ketika sampai di tempat tujuan, ternyata keadaannya lumayan sepi, mungkin karena aksesnya yang sulit jadi orang
males buat ke sana. Tiket masuknya adalah 5 ribu per orang. Garis pantainya
sendiri juga panjang, hampir sama seperti Balekambang. Di sebelah timur ada
rumah-rumah penduduk meskipun tidak terlalu banyak. Sebelum berjalan-jalan di
pantai, kami putuskan untuk mencari sate tuna seperti yang dikatakan teman saya
dan untungnya kami menemukan warung yang sedia sate tuna (namanya ikan kalau
lagi musim yaw banyak, kalau lagi gag musim yaw susah nyarinya). Per porsi
harganya 15 ribu, itu sudah dapat 2 tusuk sate tuna.
Menu makan siang kami, sate tuna khas Kondang Merak |
Ikan tuna segar, sekilonya Rp 40 ribu |
Mushola umum di area pantai |
Selesai makan
dan sholat kami pun berkeliling di pantai (sekali lagi teman saya ini susah
banget untuk difoto, akhirnya saya narsis sendirian deh, hehe). Pantai ini bisa di bilang tersembunyi dan cenderung belum dikelola dengan baik. Penjualnya pun hanya ramai saat hari libur atau wekend saja, selain hari-hari itu pantai ini cenderung sepi dari penjual (apalagi pengunjung, hehe). Pasirnya
sebelas duabelaslah dengan Balekambang, ombaknya lebih kecil dan di pinggir
pantai sini ada karangnya sehingga tidak semua spot bisa dipakai untuk bermain
air. Berjarak sekitar 100 meter dari pesisir ada beberapa pulau yang bisa kita
kunjungi kalau air sedang surut (gag ada jembatannya lho, jadi harus
basah-basahan kalau ke pulau itu).
Orang-orang menyeberang ke pulau di tengah laut |
Pasir di sekitar pantai |
Nangkring dulu di atas pohon, hehe |
Berhubung
langit sudah mulai mendung, kami pun memutuskan untuk pulang karena akan
berbahaya kalau melewati jalan off road dengan kondisi sedang hujan. Penyesalan
saya di sini hanya satu, saya tidak sempat duduk-duduk di sekitar pantai sambil
menikmati kecantikan Kondang Merak bersama teman saya itu. Mungkin di lain
waktu akan ada kesempatan untuk melakukannya. Waktu berubah dan orang-orang pun
akan berubah, tapi jangan sampai keelokan Kondang Merak ini berubah oleh ulah
tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
Jangan
tinggalkan apapun kecuali jejak.....
Jangan ambil
apapun kecuali gambar.......
Dan jangan
simpan apapun kecuali kenangan......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar