Minggu, 22 Februari 2015

PANTAI KONDANG MERAK



Perut akhirnya terasa keroncongan setelah capek berkeliling Pantai Balekambang dan saat melihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 11 siang lebih (pantesan wis luwe, hehe). Kalau di pantai pasti yang diincar adalah ikan bakar, tapi kata teman saya di sekitar sini ada sebuah pantai yang menawarkan sate tuna sebagai makanan khasnya. Akhirnya saya tahan rasa lapar ini untuk menikmati sate tuna khas Kondang Merak.
Jarak antara Balekambang dan Kondang Merak tidaklah begitu jauh, paling sekitar 6 km dan masih terletak di desa yang sama, yaitu Desa Srigonco Kecamatan Bantur. Keluar sekitar 2 km dari pintu masuk Balekambang, kita akan dihadapkan pada perempatan yang mana kanan-kiri pada belokan itu masih berupa jalan bebatuan (belum diaspal, kalau orang jawa memanggilnya masih makadam). Di sana ada petunjuk arahnya kalau ke kiri menuju Kondang Merak, sementara kalau ke kanan menuju Goa Cina (inget, ini setelah keluar dari Balekambang lho, kalau belum nyampai Balaikambang maka beloknya berarti ke arah kanan, hehe). Di papan petunjuk arah ada tulisan 4 km jarak yang harus ditempuh menuju Kondang Merak, sementara kalau ke Goa Cina masih sekitar 20 km (edan tenan, 20 km harus ditempuh dengan jalan bebatuan seperti itu, yow eman-eman motorku -____-)


Kalau lagi hujan pasti akan banyak area jalan seperti ini

Hutan di sepanjang jalan

Jalan yang harus kami lalui


Anda salah besar kalau berharap setelah belok kiri kita akan nemuin jalan yang diaspal atau di cor beton  karena jalannya masih berupa tanah liat plus bebatuan. Apabila kemarin hujan deras pasti jalananya akan lebih sulit dan ekstrim, kalau tidak berhati-hati bisa tergelincir atau ban nyantol di tanah. Jadi sangat tidak rekomended berpergian di sana pada musim hujan dan untuk para bikers yang masih pemula, hehe (anehnya saya pergi ke sana di musim hujan, saran yang bertentangan dengan realita, haduh). Di sekeliling jalan jangan harap ada rumah, yang ada hanya hutan-hutan rindang meskipun tidak ada jurang yang terlalu tinggi di sekitarnya (hati-hati kalau ban bocor, bisa-bisa nuntun jauh dengan jalanan yang naik lho). Pas saya ke sana ada sekelompok club off road mobil jepp yang sedang "beraktifitas" menaklukkan jalanan tanah di kawasan ini.

Ketika sampai di tempat tujuan, ternyata keadaannya lumayan sepi, mungkin karena aksesnya yang sulit jadi orang males buat ke sana. Tiket masuknya adalah 5 ribu per orang. Garis pantainya sendiri juga panjang, hampir sama seperti Balekambang. Di sebelah timur ada rumah-rumah penduduk meskipun tidak terlalu banyak. Sebelum berjalan-jalan di pantai, kami putuskan untuk mencari sate tuna seperti yang dikatakan teman saya dan untungnya kami menemukan warung yang sedia sate tuna (namanya ikan kalau lagi musim yaw banyak, kalau lagi gag musim yaw susah nyarinya). Per porsi harganya 15 ribu, itu sudah dapat 2 tusuk sate tuna.
Menu makan siang kami, sate tuna khas Kondang Merak
Ikan tuna segar, sekilonya Rp 40 ribu
Mushola umum di area pantai

Selesai makan dan sholat kami pun berkeliling di pantai (sekali lagi teman saya ini susah banget untuk difoto, akhirnya saya narsis sendirian deh, hehe). Pantai ini bisa di bilang tersembunyi dan cenderung belum dikelola dengan baik. Penjualnya pun hanya ramai saat hari libur atau wekend saja, selain hari-hari itu pantai ini cenderung sepi dari penjual (apalagi pengunjung, hehe). Pasirnya sebelas duabelaslah dengan Balekambang, ombaknya lebih kecil dan di pinggir pantai sini ada karangnya sehingga tidak semua spot bisa dipakai untuk bermain air. Berjarak sekitar 100 meter dari pesisir ada beberapa pulau yang bisa kita kunjungi kalau air sedang surut (gag ada jembatannya lho, jadi harus basah-basahan kalau ke pulau itu).




Orang-orang menyeberang ke pulau di tengah laut


Pasir di sekitar pantai

Nangkring dulu di atas pohon, hehe
Berhubung langit sudah mulai mendung, kami pun memutuskan untuk pulang karena akan berbahaya kalau melewati jalan off road dengan kondisi sedang hujan. Penyesalan saya di sini hanya satu, saya tidak sempat duduk-duduk di sekitar pantai sambil menikmati kecantikan Kondang Merak bersama teman saya itu. Mungkin di lain waktu akan ada kesempatan untuk melakukannya. Waktu berubah dan orang-orang pun akan berubah, tapi jangan sampai keelokan Kondang Merak ini berubah oleh ulah tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak.....
Jangan ambil apapun kecuali gambar.......
Dan jangan simpan apapun kecuali kenangan......



Tidak ada komentar:

Posting Komentar