Saat libur
panjang yang paling enak dilakukan adalah berwisata ke tempat-tempat yang alami
karena dapat menghilangkan kepenatan dari rutinitas kegiatan di kantor. Apalagi
kalau libur akhir tahun banyak teman-teman maupun kakak kelas yang penempatan
jauh pada pulang ke kampung halaman sehingga sangat cocok untuk bereuni
sekaligus rekreasi. Akhirnya setelah dirundingkan secara sepihak (karena yang
lain cuman nurut) diputuskan untuk mengisi akhir tahun 2014 ini dengan pergi
berwisata ke Tulungagung, “negeri” di mana ibuku lahir dan tumbuh besar, hehe.
Perjalanan
kali ini saya lakukan bersama dengan 6 orang teman dari Kamadiri yang
kebanyakan berdomisili di Pare. Mereka adalah Mas Indra (angkatan 2007), Mas
Maul (2009), Mas Adi JB (2009), Ferdy (2010), Taufiq (2010), dan Angger (2010).
Berangkat dari Pare pukul 07.00 (meskipun janjian aslinya jam 06.15, dah biasa
molor kyak gini, hehe) dan sempat berhenti di Gurah untuk menjemput Mas Adi JB.
Yang menjadi destinasi kami sebenarnya adalah Pantai Coro yang ada di
Tulungagung, tapi pas jalan ke sana tidak ada palang yang menunjukkan arah ke itu,
jadi kami memutuskan mengubah haluan ke Pantai Sine.
Pantai Sine terlihat di sepanjang jalan pegunungan |
Jalan yang kita lalui, sudah di aspal semua |
Tulungagung
sendiri pada dasarnya mempunyai banyak pantai seperti Pantai Popoh yang sudah
terkenal, Pantai Pathok Gebang, Pantai Sidem, Pantai Coro, dll. Pantai-pantai itu
banyak memiliki kesamaan yaitu kurangnya perhatian dari pemerintah kabupaten
sehingga cenderung terbengkalai, padahal kalau dikelola secara baik bisa
menjadi lumbung pendapatan bagi Tulungagung seperti kabupaten-kabupaten lain
yang berada disepanjang deretan pantai selatan.
Untuk menuju Pantai
Sine tidaklah sulit, dari Kediri kita ambil arah selatan, lurus saja sampai
memasuki wilayah Tulungagung. Sampai di Ngunjang dan Stadion Rejoagung
Tulungagung (Mandala Krida), ambil lurus hingga kita menemukan rel kereta api.
Setelah rel itu akan ada perempatan yang ada lampu “bangjo”-nya, itu kita belok
kiri saja. Lurus terus sampai ada petunjuk arah ke Kalidawir atau Pantai Sine
(habis bangjo tadi kan kita belok kiri, lha itu terus sampai ketemu bangjo ke
2, setelah itu baru belok kanan ke arah Kalidawir). Ikuti saja jalanan itu,
kira-kira 25 km kita akan sampai ke Pantai Sine (kalau masih bingung tanya ja
penduduk sekitar, hehe).
Jalan ke sana
berkelok-kelok tapi sudah di aspal semua. Meskipun begitu kita tetap harus
hati-hati karena ada beberapa lubang. Di 5 km terakhir banyak tanjakan dan
turunan tajam, bahkan ada tanjakan tajam yang melengkung membentuk huruf U. Kami
sampai di Sine sekitar pukul 10, cuaca lagi mendung ditambahi sedikit gerimis,
udaranya sangat sejuk tapi tidak dingin, pas banget lah untuk menggalau, hehe.
Parkir motor di tepi pantai langsung |
Ada kesedihan
saat sampai di sini. Sebenarnya pantai ini lumayan indah karena memiliki garis
pantai yang panjang dengan latar belakangnya berupa perbukitan ditambah dengan
deretan perahu. Sayang sekali tidak ada tanda-tanda campur tangan pemerintah
untuk mengelolanya (tidak ada loket pintu masuk). Yang terlihat cuman
rumah-rumah penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan, tidak
terlihat kamar mandi umum seperti di tempat wisata lain, bahkan warung-warung
makanan pun cuman sedikit yang buka.
Pantai ini
memiliki pasir yang padat berwarna coklat kehitaman, ombaknya tidak begitu
tinggi karena pada dasarnya ini adalah pantai yang ada di teluk, sangat cocok
untuk dinikmati di sore hari sambil duduk-duduk menikmati demburan ombak di
bawah tenggelamnya matahari. Kami bertujuh pun cuman jalan-jalan tanpa ada niatan
untuk berenang.
Dari kiri: Ferdy, Adi JB, Taufiq, Maul, Angger, n Me. Fotografer: Mas Indra |
Sudah banyak kabupaten yang dulunya tertinggal karena kekurangan pendapatan gara-gara tanahnya tidak semakmur kabupaten lain tapi akhirnya menjadi salah satu kabupaten dengan pendapatan ekonomi yang tinggi karena mengembangkan potensi wisata mereka, contoh nyatanya adalah Gunung Kidul, Pacitan, dan Lamongan. Mungkin suati
saat pantai ini akan menjadi primadona di Tulungagung, tentu saja kalau
pemkabnya mau mengembangkan potensi yang ada pada pantai-pantai yang mereka
miliki, i hope it......