Senin, 23 Februari 2015

PANTAI SINE


 Saat libur panjang yang paling enak dilakukan adalah berwisata ke tempat-tempat yang alami karena dapat menghilangkan kepenatan dari rutinitas kegiatan di kantor. Apalagi kalau libur akhir tahun banyak teman-teman maupun kakak kelas yang penempatan jauh pada pulang ke kampung halaman sehingga sangat cocok untuk bereuni sekaligus rekreasi. Akhirnya setelah dirundingkan secara sepihak (karena yang lain cuman nurut) diputuskan untuk mengisi akhir tahun 2014 ini dengan pergi berwisata ke Tulungagung, “negeri” di mana ibuku lahir dan tumbuh besar, hehe.
Perjalanan kali ini saya lakukan bersama dengan 6 orang teman dari Kamadiri yang kebanyakan berdomisili di Pare. Mereka adalah Mas Indra (angkatan 2007), Mas Maul (2009), Mas Adi JB (2009), Ferdy (2010), Taufiq (2010), dan Angger (2010). Berangkat dari Pare pukul 07.00 (meskipun janjian aslinya jam 06.15, dah biasa molor kyak gini, hehe) dan sempat berhenti di Gurah untuk menjemput Mas Adi JB. Yang menjadi destinasi kami sebenarnya adalah Pantai Coro yang ada di Tulungagung, tapi pas jalan ke sana tidak ada palang yang menunjukkan arah ke itu, jadi kami memutuskan mengubah haluan ke Pantai Sine.

Pantai Sine terlihat di sepanjang jalan pegunungan

Jalan yang kita lalui, sudah di aspal semua



Tulungagung sendiri pada dasarnya mempunyai banyak pantai seperti Pantai Popoh yang sudah terkenal, Pantai Pathok Gebang, Pantai Sidem, Pantai Coro, dll. Pantai-pantai itu banyak memiliki kesamaan yaitu kurangnya perhatian dari pemerintah kabupaten sehingga cenderung terbengkalai, padahal kalau dikelola secara baik bisa menjadi lumbung pendapatan bagi Tulungagung seperti kabupaten-kabupaten lain yang berada disepanjang deretan pantai selatan.
Untuk menuju Pantai Sine tidaklah sulit, dari Kediri kita ambil arah selatan, lurus saja sampai memasuki wilayah Tulungagung. Sampai di Ngunjang dan Stadion Rejoagung Tulungagung (Mandala Krida), ambil lurus hingga kita menemukan rel kereta api. Setelah rel itu akan ada perempatan yang ada lampu “bangjo”-nya, itu kita belok kiri saja. Lurus terus sampai ada petunjuk arah ke Kalidawir atau Pantai Sine (habis bangjo tadi kan kita belok kiri, lha itu terus sampai ketemu bangjo ke 2, setelah itu baru belok kanan ke arah Kalidawir). Ikuti saja jalanan itu, kira-kira 25 km kita akan sampai ke Pantai Sine (kalau masih bingung tanya ja penduduk sekitar, hehe).
Jalan ke sana berkelok-kelok tapi sudah di aspal semua. Meskipun begitu kita tetap harus hati-hati karena ada beberapa lubang. Di 5 km terakhir banyak tanjakan dan turunan tajam, bahkan ada tanjakan tajam yang melengkung membentuk huruf U. Kami sampai di Sine sekitar pukul 10, cuaca lagi mendung ditambahi sedikit gerimis, udaranya sangat sejuk tapi tidak dingin, pas banget lah untuk menggalau, hehe. 

Parkir motor di tepi pantai langsung





Ada kesedihan saat sampai di sini. Sebenarnya pantai ini lumayan indah karena memiliki garis pantai yang panjang dengan latar belakangnya berupa perbukitan ditambah dengan deretan perahu. Sayang sekali tidak ada tanda-tanda campur tangan pemerintah untuk mengelolanya (tidak ada loket pintu masuk). Yang terlihat cuman rumah-rumah penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan, tidak terlihat kamar mandi umum seperti di tempat wisata lain, bahkan warung-warung makanan pun cuman sedikit yang buka. 

Pantai ini memiliki pasir yang padat berwarna coklat kehitaman, ombaknya tidak begitu tinggi karena pada dasarnya ini adalah pantai yang ada di teluk, sangat cocok untuk dinikmati di sore hari sambil duduk-duduk menikmati demburan ombak di bawah tenggelamnya matahari. Kami bertujuh pun cuman jalan-jalan tanpa ada niatan untuk berenang.
 


Dari kiri: Ferdy, Adi JB, Taufiq, Maul, Angger, n Me. Fotografer: Mas Indra


Sudah banyak kabupaten yang dulunya tertinggal karena kekurangan pendapatan gara-gara tanahnya tidak semakmur kabupaten lain tapi akhirnya menjadi salah satu kabupaten dengan pendapatan ekonomi yang tinggi karena mengembangkan potensi wisata mereka, contoh nyatanya adalah Gunung Kidul, Pacitan, dan Lamongan. Mungkin suati saat pantai ini akan menjadi primadona di Tulungagung, tentu saja kalau pemkabnya mau mengembangkan potensi yang ada pada pantai-pantai yang mereka miliki, i hope it......