Weekend paling
enak emang jalan-jalan, apa lagi mendekati libur panjang natal dan tahun baru.
Sudah jenuh dengan aktifitas kantor, dengan tuntutan penerimaan pajak yang
masih harus di capai sementara pikiran sudah melanglang buana tak tentu arah,
membayangkan liburan panjang di akhir tahun. Dan tempat yang paling enak untuk
melepas kejenuhan itu adalah pantai, menikmati deburan ombak dan pasir pantai
yang halus. Akhirnya saya putuskan untuk mengunjungi salah satu pantai yang
sudah terkenal di Malang, yaitu Pantai Balekambang.
Balekambang
terkenal dengan sebuah puri yang terletak di pulau kecil. Pulau itu dihubungkan
dengan sebuah jembatan yang memiliki panjang sekitar 100 meter. Oleh sebab itu
Balekambang sering disebut sebagai Tanah Lot-nya Jawa Timur (meskipun kalau
dibandingin dengan Tanah Lot yang ada di Bali masih kalah jauh keindahannya,
hehe). Untuk mencapai pantai ini tidak lah sulit karena jalanannya sudah
diaspal sampai pintu masuknya, jadi tidak harus melewati jalanan off road
seperti saat kita ke Pantai Goa Cina atau Kondang Merak.
Dengan tiket
masuk sebesar 11 ribu per orang plus 2 ribu untuk parkir motor (per 20 Desember
2014), kita sudah bisa menikmati pantai yang terletak di Desa Srigonco
Kecamatan Bantur ini. Untuk mencapainya, kalau dari arah Kota Malang kita bisa
lewat Kecamatan Gondanglegi, nanti ada papan petunjuk arahnya yang sudah jelas
di setiap persimpangan jalan (ingat, jalannya beda lho dengan arah ke Sendang
Biru dan Goa Cina supaya tidak muter terlalu jauh).
Terdapat 3 pulau
di sekitar pesisir Balekambang, yaitu Pulau Ismoyo, Anoman, dan Wisanggeni. Di
Pulau Ismoyo terdapat Pura Luhur Amertha Jati mliknya orang Hindu. Untuk
mencapai pura itu, kita harus melewati Pulau Wisanggeni terlebih dahulu, jadi
nanti kita akan melewati 2 jembatan yaitu dari pesisir ke Wisanggeni, lalu dari
Wisanggeni ke Ismoyo. Sementara untuk Pulau Anoman letaknya agag terpisah,
jembatan menuju ke sana juga sudah putus sehingga jarang yang di kunjungi (kecuali
yang nekat renang ke sana -____-).
|
Pura di tengah Pulau Ismoyo |
|
Jembatan penghubung Pulau Ismoyo dan Pulau Wisanggeni |
Ada persyaratan
yang harus dipenuhi untuk masuk ke Pulau Ismoyo (karena ada pura-nya sehingga
dianggap suci), yaitu dilarang berpacaran di sana, dilarang masuk untuk cewek
yang sedang haid, dan dilarang mencoret-coret serta merusak benda di area pura.
Oh iya, perjalanan saya kali ini ditemani oleh seorang sahabat yang tidak mau
disebutkan namanya dan tidak mau dicantumin fotonya juga, katanya nanti dia
jadi terkenal, hehe (mau ngupload fotonya takut ntar dia ngambeg, hahaha). Selain itu ini adalah perjalanan kedua saya rekreasi
dengan si Blue, dia sekarang sudah lebih "jinak" dari pada saat pertama kali aku ajak touring (cium mesra buat si Blue, hehe).
Berikut foto-foto dari atas Pulau Ismoyo:
|
Perbedaan warna kedangkalan laut |
Berhubung kami
tidak berencana untuk bermain air, kami putuskan untuk jalan-jalan saja di
sana. Angin yang sejuk, suara ombak yang berderu, dan kelembutan pasir putih
benar-benar bisa menghilangkan kejenuhan terhadap rutinitas sehari-hari. Orang
yang sering rekreasi, apalagi rekreasinya ke wisata-wisata alam pasti dia
jarang stress karena keindahan ciptaan-Nya memang tiada duanya dan tugas kita adalah
menjaga keindahannya itu.
|
Narsis dulu bareng si Blue |